BEI Targetkan Pendapatan Tumbuh 9,01% Jadi Rp 1,78 Triliun pada 2025
Money Now21- Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan peningkatan pendapatan pada tahun 2025 menjadi Rp 1,78 triliun, naik 9,01% dari target revisi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024 yang sebesar Rp 1,64 triliun.
Selain itu, BEI memproyeksikan laba bersih akan naik 1,53%, mencapai Rp 275,02 miliar pada 2025, dibandingkan Rp 270,90 miliar pada 2024.
"Pendapatan BEI diproyeksikan meningkat sebesar 9,01% menjadi Rp 1,78 triliun," ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2024 yang diadakan secara virtual pada Rabu (23/10).
Iman juga mengungkapkan bahwa rasio biaya terhadap pendapatan atau cost to income ratio BEI diperkirakan berada di angka 81,4%, sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata sejak 2014.
Sementara itu, total belanja modal (capital expenditure atau capex) untuk tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp 511,5 miliar.
Sebagian besar alokasi belanja modal ini akan digunakan untuk pengembangan beberapa proyek penting seperti Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), Pembaruan Sistem Perdagangan Obligasi (PSP Bonds), Immutable Backup, SPPA repo, dan pengembangan platform New SPE-IDXNet.
Selain itu, BEI memperkirakan bahwa kas, setara kas, dan aset keuangan lainnya akan tetap terjaga di atas Rp 3,1 triliun pada 2024, meningkat 2,6% dari target revisi RKAT 2024.
Total aset BEI diharapkan mencapai Rp 7 triliun dengan total ekuitas lebih dari Rp 6 triliun pada akhir 2025.
Dari sisi pasar, BEI memproyeksikan Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) akan meningkat menjadi Rp 13,5 triliun, dengan jumlah hari bursa sebanyak 242 hari pada 2025.
Laba BEI Turun 40,5% Menjadi Rp 573 Miliar pada 2023
Sepanjang periode Januari hingga Desember 2023, Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan laba yang signifikan.
Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan usaha yang berkaitan dengan transaksi bursa.
Berdasarkan laporan keuangan, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 573,28 miliar pada tahun buku 2023, turun 40,52% dari Rp 964,27 miliar pada tahun sebelumnya.
Penurunan laba ini selaras dengan turunnya pendapatan BEI sebesar 14%, menjadi Rp 2,49 triliun pada 2023, dibandingkan dengan Rp 2,90 triliun pada 2022.
Secara rinci, pendapatan dari transaksi bursa turun 23,03% secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp 1,82 triliun pada akhir tahun 2023.
Namun, pendapatan non-transaksi bursa meningkat 43,2% menjadi Rp 192,06 miliar secara tahunan.
Di sisi lain, pendapatan investasi BEI mengalami kenaikan yang signifikan, melonjak 46,8% yoy menjadi Rp 279,69 miliar.
Selain itu, setoran laba bersih dari anak perusahaan atau entitas asosiasi BEI meningkat 3,8% yoy menjadi Rp 163,83 miliar.
Meski pendapatan dari beberapa sumber mengalami peningkatan, jumlah beban BEI juga meningkat sebesar 7,6% yoy, mencapai Rp 1,82 triliun pada 2023.
Salah satu beban terbesar adalah kenaikan gaji dan tunjangan, yang melonjak sebesar 19,2% yoy menjadi Rp 767,34 miliar.
Hal ini menyebabkan laba sebelum pajak dan beban pajak penghasilan turun 44,4% yoy menjadi Rp 674,91 miliar.
Liabilitas BEI juga mengalami penurunan sebesar 23,2% yoy, menjadi Rp 3,02 triliun pada akhir tahun 2023, sementara total ekuitas BEI meningkat 7,8% yoy, mencapai Rp 7,47 triliun pada tahun yang sama.