Gen Z dan Milenial: Terancam Miskin karena Doom Spending?
Money Now21- Generasi Milenial dan Gen Z sering kali dikenal sebagai generasi yang sadar teknologi, gaya hidup modern, dan terbuka pada pengalaman baru.
Namun, di balik citra positif ini, kedua generasi tersebut menghadapi ancaman serius terhadap stabilitas keuangan mereka.
Fenomena ini disebut "doom spending," yang dapat membuat mereka terperangkap dalam kemiskinan di masa depan.
Apa Itu Doom Spending?
Doom spending merupakan perilaku konsumtif berlebihan yang dipicu oleh tekanan emosional, seperti ketidakstabilan ekonomi atau kecemasan.
Meskipun individu menyadari bahwa kebiasaan ini dapat memperburuk keuangan pribadi, mereka tetap melakukannya sebagai bentuk pelarian dari masalah hidup.
Banyak anak muda saat ini berbelanja bukan untuk kebutuhan, melainkan untuk kenyamanan emosional atau sebagai cara melarikan diri dari ketidakpastian masa depan.
Contoh Dampak Doom Spending pada Gen Z dan Milenial
1. Meningkatnya Hutang
Fenomena ini terlihat jelas pada peningkatan hutang di kalangan Milenial dan Gen Z.
Data dari Bank of America menunjukkan bahwa hutang kartu kredit Milenial naik 30% pada tahun 2022.
Di Indonesia, survei dari Katadata melaporkan bahwa lebih dari 70% Milenial menggunakan kartu kredit atau layanan paylater untuk kebutuhan konsumtif, yang menyebabkan mereka terjebak dalam lingkaran hutang konsumtif yang sulit dihentikan.
2. Penggunaan PayLater yang Tinggi
Penggunaan layanan paylater dan pinjaman online di kalangan anak muda semakin meningkat.
Menurut survei dari iPrice, mayoritas pengguna paylater adalah mereka yang berusia 25-35 tahun.
Pengeluaran ini sering kali diarahkan untuk barang elektronik dan fashion, menunjukkan adanya kecenderungan belanja impulsif yang tidak berdasarkan kebutuhan.
3. Pengeluaran untuk Gaya Hidup dan Hiburan
Studi dari Deloitte menyebutkan bahwa pengeluaran terbesar Gen Z dan Milenial adalah untuk gaya hidup dan hiburan, seperti konser, perjalanan, dan makan di restoran mewah.
Pilihan untuk menghabiskan uang demi pengalaman ini membuat mereka mengorbankan stabilitas keuangan demi kepuasan sesaat.
4. Tingkat Tabungan yang Rendah
Fenomena doom spending juga tercermin dari rendahnya tingkat tabungan di kalangan anak muda.
Laporan dari CNBC menunjukkan bahwa sekitar 60% Milenial di AS tidak memiliki tabungan darurat.
Di Indonesia, survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan bahwa lebih dari 40% anak muda tidak memiliki rencana keuangan jangka panjang.
Mengapa Gen Z dan Milenial Rentan terhadap Doom Spending?
1. Tekanan Sosial dan Media Sosial
Pengaruh media sosial seperti Instagram dan TikTok memperlihatkan gaya hidup mewah yang memicu rasa FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan generasi muda.
Mereka cenderung mengikuti tren belanja yang tidak perlu hanya untuk menyesuaikan diri dengan standar sosial yang ditampilkan di dunia maya.
2. Ketidakstabilan Ekonomi
Generasi ini tumbuh dalam ketidakpastian ekonomi, dari krisis global hingga pandemi COVID-19.
Harga properti yang melambung dan kesempatan kerja yang terbatas membuat mereka lebih memilih menikmati uang saat ini daripada menabung untuk masa depan yang tidak pasti.
3. Kurangnya Pendidikan Keuangan
Banyak anak muda tidak memiliki literasi keuangan yang cukup. Mereka cenderung tidak diajarkan cara menabung atau berinvestasi, sehingga terjebak dalam pengeluaran yang tidak bijak, termasuk penggunaan kartu kredit dan pinjaman online tanpa perencanaan yang matang.
Dampak Jangka Panjang dan Ancaman Kemiskinan
Jika doom spending tidak diatasi, generasi muda ini berpotensi terjebak dalam kemiskinan.
Dengan hutang yang menumpuk dan tabungan yang minim, mereka akan kesulitan mencapai stabilitas keuangan dan mungkin tidak mampu memiliki aset berharga seperti rumah atau investasi untuk masa depan.
Cara Menghindari Doom Spending
1. Tingkatkan Literasi Keuangan
Pelajari cara mengelola uang, menabung, dan berinvestasi. Dengan literasi keuangan yang baik, keputusan finansial yang lebih bijak dapat diambil.
2. Buat Anggaran Keuangan
Tentukan batas pengeluaran bulanan untuk kebutuhan, hiburan, dan tabungan agar belanja impulsif dapat dikendalikan.
3. Berlatih Menahan Diri
Sebelum membeli barang, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya keinginan sesaat.
4. Kurangi Pengaruh Media Sosial
Ingatlah bahwa standar hidup yang terlihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan. Fokuslah pada tujuan finansial jangka panjang.
Dengan langkah-langkah ini, generasi Milenial dan Gen Z dapat menghindari perangkap doom spending dan membangun masa depan keuangan yang lebih stabil.
