Rupiah Tertekan, Berpotensi Tembus Rp 16.000 per Dolar AS
Money Now21- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan terus melemah, dengan peluang menembus level psikologis Rp 16.000 per dolar AS.
Kondisi ini didorong oleh meningkatnya indeks dolar AS, seiring dengan peralihan investor ke aset yang lebih aman.
Penguatan Dolar AS dan Konflik Global
Ariston Tjendra, pengamat pasar uang, mencatat indeks dolar AS kini berada di level tertinggi dalam 13 bulan, yakni 107,02, naik dari posisi 106,58 pada hari sebelumnya.
"Ketegangan geopolitik antara Ukraina dan Rusia, yang saling meluncurkan rudal jarak jauh, meningkatkan kekhawatiran pasar," jelas Ariston pada Jumat (22/11).
Kondisi ini memicu investor untuk masuk ke aset safe haven seperti dolar AS dan emas, yang turut mengalami kenaikan harga.
Data Ekonomi AS Dorong Penguatan Dolar
Selain konflik geopolitik, data ekonomi AS juga menjadi katalis penguatan dolar.
Data klaim tunjangan pengangguran mingguan menunjukkan penurunan, yang mencerminkan ketahanan pasar tenaga kerja AS.
"Data ini dapat memengaruhi Bank Sentral AS untuk tidak segera menurunkan suku bunga," tambah Ariston.
Ia memperkirakan rupiah akan melemah ke kisaran Rp 15.980 hingga Rp 16.000 per dolar AS, dengan level support di Rp 15.880 hingga Rp 15.900.
Pelemahan Rupiah Sudah Terlihat
Data Bloomberg per pukul 09.15 WIB mencatat rupiah berada di level Rp 15.920 per dolar AS, melemah 10,50 poin atau 0,07% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Kondisi ini memperkuat proyeksi sejumlah analis tentang tren pelemahan rupiah.
Pandangan Analis Lain
Fikri C. Permana, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, mengungkapkan bahwa tren depresiasi rupiah kemungkinan berlanjut.
"Kami memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.860 hingga Rp 16.120 per dolar AS," ujarnya.
Sementara itu, Lukman Leong, analis Doo Financial Futures, mencatat bahwa kekhawatiran terkait perang Ukraina dan potensi kebijakan tarif dari pemerintahan Donald Trump juga memberikan tekanan pada rupiah.
"Rupiah mendekati level psikologis Rp 16.000, meskipun Bank Indonesia kemungkinan akan melakukan intervensi untuk menstabilkan pasar," ungkap Lukman.
Ia memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.850 hingga Rp 15.950 per dolar AS.
Kesimpulan
Dengan penguatan dolar AS yang didorong oleh konflik geopolitik, data tenaga kerja AS, dan sentimen pasar global, pelemahan rupiah masih berlanjut.
Para analis mengingatkan bahwa peran intervensi Bank Indonesia akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas nilai tukar dalam beberapa waktu ke depan.
