Penerapan Credit Scoring dalam Penyaluran KUR, BNI: Jamin Kualitas Kredit Terjaga
Money Now21- Pemerintah tengah mempersiapkan penerapan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan menggunakan credit scoring, yang direncanakan akan dimulai pada 2025.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Okki Rushartomo Budiprabowo, menyatakan bahwa credit scoring dapat memberikan dampak positif pada kualitas KUR yang disalurkan oleh perbankan.
"Kami menyambut baik penerapan credit scoring ini, yang diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan mempercepat proses penyaluran KUR," ujar Okki, Senin (28/10/2024).
BNI sendiri sebenarnya telah menggunakan sistem scoring yang dikalibrasi secara rutin untuk memastikan kualitas analisis kredit di sektor UMKM, khususnya melalui KUR.
Sistem ini dirancang untuk lebih efektif dalam menilai risiko dan kelayakan debitur melalui model statistik serta data pendukung lainnya yang relevan.
"Dengan sistem scoring ini, proses pengambilan keputusan kredit menjadi lebih efisien, sambil tetap memegang prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik," lanjut Okki.
Sistem scoring BNI yang secara berkala dikalibrasi ini diharapkan mampu menjaga kualitas kredit yang diberikan.
Untuk mengontrol rasio kredit bermasalah (NPL), BNI akan mengombinasikan credit scoring dengan pemantauan ketat serta evaluasi berkala terhadap portofolio kredit.
"Kami juga akan terus memberikan pendampingan kepada debitur KUR untuk memastikan mereka dapat memenuhi kewajiban kredit tepat waktu," tambahnya.
Per 30 September 2024, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 10,2 triliun kepada lebih dari 45.000 debitur.
Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Yulius, menyampaikan bahwa pemerintah telah mengadakan uji coba skema credit scoring dengan data debitur KUR dari beberapa bank untuk mengukur efektivitasnya.
Uji coba ini akan berlangsung selama 6 bulan dengan melibatkan 72.000 nasabah dari tiga bank, termasuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
"Kami telah melakukan uji coba menggunakan data kredit produktif dari bank yang bersumber dari lembaga informasi biro kredit. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan 5 persen debitur yang disetujui dengan menggunakan Innovative Credit Scoring," kata Yulius, dikutip dari Kontan.
